Di tengah gencarnya pemerintah meningkatkan pendidikan bangsa, merebaknya penyalahgunaan dekstro (Dextromethorphan) di kalangan pelajar menjadi ironi tersendiri. Pendidikan yang seharusnya bisa menjadi benteng sebelum seseorang terjerumus dalam dekapan dekstro, ternyata berfungsi kurang sempurna kalau tidak boleh dikatakan tertinggal selangkah dibandingkan gerakan para gengster dekstro.
Pil dekstro sejatinya bukan narkoba dan hanya obat antibatuk yang bekerja pada pusat batuk di otak. Tapi ketika secara jelas tercandu dekstro, pada akhirnya seseorang akan menjadi generasi hilang akal dan kehilangan produktivitas layaknya orang-orang normal bahkan ada yang sampai tewas.
Pil dekstro (dextromethorphan/DMP) adalah bahan aktif dalam obat batuk “over the counter” (OTC), atau dapat dibeli secara bebas tanpa resep do toko obat. Penggunaan obat batuk jenis ini telah disetujui pada 1958. Di dalam obat batuk, DMP biasanya berupa kombinasi dengan jenis obat lainnya seperti parasetamol (antinyeri, antidemam), CTM (antihistamin), pseudoefedrin/fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran).
Bila dikonsumsi dalam dosis yang sesuai pil dekstro bermanfaat untuk menekan batuk (antitusif) dan penurun demam. Dextromethorphan bekerja dengan cara menaikan ambang batas rangsang batuk. Hal ini berarti dextromethorphan belerja pada otak dan bukan pada saluran pernapasan seperti beberapa jenis obat lainnya.
Efek overdosis dextromethorphan dengan kadar konsumsi 100-200mg, adalah stimulasi ringan. Konsumsi 200-400mg, euforia dan halusinasi. Konsumsi 300-600mg, gangguan penglihatan dan hilangnya koodinasi gerak tubuh. Konsumsi 500-1500mg, sedasi disosiatif (perasaan bahwa jiwa dan raga terpisah).
Efek overdosis dextromethorphan pada tubuh bisa berupa bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung, berkeringat, dan bola mata berputar-putar (nistagmus). Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah karena keracunan pseudoefedrin, kerusahan hati karena keracunan parasetamol, gangguan saraf dan seistem kardiovaskuler akibat keracunan CTM. Alkohol atau narkotika lain yang tertelan bersama DMP dapat meningkatkan efek keracunan dan bahkan menimbulkan kematian.
Saat ini generasi-generasi tak sehat karena dekstro terus bertambah karena mengingat begitu mudah dan murah didapat di apotek-apotek dengan harga seribuan rupian untuk sepuluh butir tanpa resep. Sehingga karena kebebasan membeli itu membuat para pecandu dekstro bisa mengkonsumsi diatas 200 miligram agar sampai pada sensasi euforia dan halusinasi yang akan menimbulkan rasa bahagia dan lupa terhadap masalah yang sedang mereka hadapi.
Semoga dengan memahami dextromethorpan atau dekstro, kita bisa lebih bijak menghormati kesehatan otak dan tubuh kita. Betapapun, kesehatan adalah harta tak ternilai yang telah dianugerahkan Tuhan yang patut kita syukuri dan kita rawat. Lebih jauh dari itu, kita bisa ikut menjaga hilangnya akal sehat pada satu generasi berikutnya.